Pendahuluan
Beberapa waktu terakhir, publik dihebohkan dengan kabar masuknya dana secara tiba-tiba ke rekening nasabah tanpa pengajuan dari pihak yang bersangkutan. Fenomena ini sempat viral di media sosial dan menjadi perbincangan hangat di berbagai forum, khususnya yang membahas soal layanan keuangan digital. Salah satu perusahaan fintech yang mengalami sorotan terkait kejadian ini adalah Rupiah Cepat.
Rupiah Cepat adalah platform pinjaman online yang cukup populer di Indonesia. Namun, baru-baru ini mereka harus memberikan klarifikasi resmi usai banyak nasabah melaporkan bahwa sejumlah dana masuk ke rekening mereka tanpa adanya pengajuan pinjaman atau permintaan dana dari pihak nasabah.
Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai kronologi kejadian, reaksi Rupiah Cepat, analisis dari para ahli, dampak terhadap nasabah dan industri fintech secara umum, hingga langkah-langkah yang diambil oleh Rupiah Cepat untuk mengatasi dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
1. Kronologi Masuknya Dana Tanpa Pengajuan
1.1 Awal Mula Fenomena
Fenomena masuknya dana tanpa pengajuan mulai ramai dilaporkan di berbagai platform media sosial pada awal bulan Mei 2025. Para nasabah Rupiah Cepat mengaku menerima dana di rekening mereka yang berasal dari Rupiah Cepat, padahal mereka tidak pernah mengajukan pinjaman atau melakukan transaksi apapun yang berhubungan dengan pencairan dana.
1.2 Jumlah Dana dan Rekening yang Terdampak
Berdasarkan laporan dari beberapa nasabah, jumlah dana yang masuk bervariasi mulai dari Rp100 ribu hingga beberapa juta rupiah. Jumlah rekening yang terdampak juga dilaporkan mencapai ribuan dalam waktu singkat.
1.3 Reaksi Awal Nasabah
Reaksi nasabah beragam. Ada yang merasa bingung dan khawatir karena dana yang masuk bisa berpotensi menimbulkan kewajiban pembayaran jika dianggap sebagai pinjaman. Sebagian lainnya menganggapnya sebagai hadiah atau bonus, namun tetap waspada karena tidak ada pemberitahuan resmi sebelumnya.
2. Klarifikasi Resmi dari Rupiah Cepat
2.1 Pernyataan Resmi
Menanggapi kejadian ini, pihak Rupiah Cepat segera mengeluarkan pernyataan resmi melalui situs web dan akun media sosial mereka. Dalam pernyataan tersebut, Rupiah Cepat menjelaskan bahwa fenomena dana masuk tanpa pengajuan tersebut adalah akibat sistem internal yang mengalami kesalahan teknis.
2.2 Penjelasan Kesalahan Sistem
Rupiah Cepat mengungkapkan bahwa ada bug atau gangguan dalam proses pemutakhiran sistem yang menyebabkan dana dicairkan secara otomatis ke sejumlah rekening nasabah, termasuk yang tidak melakukan pengajuan pinjaman.
2.3 Jaminan Tidak Ada Kewajiban Pembayaran
Pihak Rupiah Cepat menegaskan bahwa dana yang masuk tersebut tidak akan dikenakan kewajiban pengembalian atau bunga bagi nasabah yang tidak melakukan pengajuan. Dana tersebut dianggap sebagai kesalahan teknis dan tidak harus dilunasi oleh penerima dana.
2.4 Komitmen Perbaikan Sistem
Rupiah Cepat juga mengumumkan bahwa mereka sedang melakukan perbaikan sistem dan pengujian lebih lanjut agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Mereka juga berjanji meningkatkan komunikasi dengan nasabah agar informasi selalu transparan.
3. Analisis dari Para Ahli Fintech dan Keamanan Digital
3.1 Penyebab Teknis Kesalahan Sistem
Para ahli teknologi informasi dan fintech menilai bahwa kesalahan sistem seperti ini bisa terjadi akibat integrasi perangkat lunak yang kurang sempurna, masalah database, atau kesalahan pemrograman saat pembaruan sistem.
Menurut Dr. Andi Santoso, pakar keamanan siber, “Fenomena ini menunjukkan pentingnya uji coba menyeluruh dan protokol keamanan yang ketat sebelum menerapkan update sistem di layanan fintech.”
3.2 Risiko Keamanan dan Privasi Nasabah
Selain kesalahan teknis, ada kekhawatiran mengenai keamanan data nasabah. Jika sistem dapat salah transfer dana, apakah ada risiko data pribadi bocor atau dimanfaatkan pihak tidak bertanggung jawab?
Para pakar menyarankan agar Rupiah Cepat dan fintech lainnya memperkuat keamanan data dengan enkripsi, audit berkala, dan pelatihan staf.
3.3 Dampak terhadap Reputasi Perusahaan
Dr. Dian Larasati, analis bisnis fintech, menyebut bahwa insiden ini bisa berdampak pada kepercayaan nasabah terhadap Rupiah Cepat. Namun, penanganan yang cepat dan transparan dapat memulihkan citra perusahaan.
4. Dampak pada Nasabah dan Respon Publik
4.1 Kekhawatiran Nasabah Terhadap Kewajiban Pembayaran
Meski Rupiah Cepat menjamin dana tersebut bukan pinjaman, sebagian nasabah tetap merasa khawatir apakah suatu saat nanti mereka akan diminta mengembalikan dana tersebut dengan bunga.
4.2 Reaksi Media Sosial dan Forum Diskusi
Fenomena ini memicu diskusi hangat di media sosial, forum keuangan, dan komunitas fintech. Ada yang mengapresiasi kecepatan Rupiah Cepat dalam memberikan klarifikasi, namun ada pula yang mengkritik lemahnya kontrol internal.
4.3 Dampak Psikologis dan Perilaku Keuangan Nasabah
Peneliti perilaku konsumen, Prof. Rahmat Hidayat, menyatakan bahwa kejadian semacam ini dapat menimbulkan kebingungan dan kecemasan pada nasabah sehingga mereka mungkin menjadi lebih skeptis terhadap layanan fintech di masa depan.
5. Langkah-langkah yang Diambil Rupiah Cepat Setelah Insiden
5.1 Perbaikan dan Audit Sistem
Rupiah Cepat melakukan audit menyeluruh pada sistem IT mereka dengan melibatkan konsultan eksternal untuk memastikan semua bug ditemukan dan diperbaiki.
5.2 Peningkatan Transparansi Komunikasi
Perusahaan meningkatkan komunikasi dengan nasabah melalui update rutin via email, notifikasi aplikasi, dan live chat untuk menjawab segala pertanyaan terkait insiden ini.
5.3 Penambahan Fitur Keamanan dan Validasi Transaksi
Untuk mencegah kesalahan serupa, fitur validasi transaksi ditingkatkan. Misalnya, sistem akan meminta konfirmasi ganda untuk pencairan dana di luar pengajuan resmi.
6. Studi Kasus Perusahaan Fintech Lain dengan Kasus Serupa
6.1 Fenomena Kesalahan Dana Masuk di Perusahaan X
Sebelumnya, perusahaan fintech lain di Asia Tenggara pernah mengalami insiden dana masuk tidak sesuai permintaan. Perusahaan tersebut belajar dari kejadian dengan membentuk tim khusus keamanan dan melakukan transparansi publik.
6.2 Langkah Penanganan dan Pemulihan Kepercayaan
Dengan pendekatan yang proaktif dan terbuka, perusahaan tersebut berhasil memulihkan kepercayaan nasabah dan memperbaiki sistemnya.
6.3 Pelajaran untuk Rupiah Cepat
Kejadian ini menjadi pembelajaran penting bagi Rupiah Cepat untuk terus meningkatkan sistem dan menjaga kepercayaan pengguna.
7. Peran Regulator dalam Pengawasan Fintech Setelah Insiden
7.1 Tugas dan Fungsi OJK dan Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia memiliki peran penting dalam mengawasi dan mengatur layanan fintech agar aman dan terpercaya.
7.2 Tindakan Pengawasan Terhadap Rupiah Cepat
Setelah insiden ini, OJK dikabarkan melakukan pemantauan ketat terhadap operasional Rupiah Cepat untuk memastikan tidak ada pelanggaran aturan.
7.3 Regulasi Keamanan dan Perlindungan Konsumen
Regulator mendorong fintech untuk memperkuat aspek keamanan dan memberikan edukasi kepada konsumen terkait risiko layanan digital.
8. Implikasi Jangka Panjang terhadap Industri Fintech di Indonesia
8.1 Meningkatkan Standar Keamanan dan Pengujian Sistem
Kasus ini mendorong seluruh pelaku fintech di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pengujian perangkat lunak dan keamanan sistem.
8.2 Peran Edukasi Konsumen
Penting bagi fintech dan regulator untuk meningkatkan edukasi konsumen agar memahami hak dan kewajiban dalam menggunakan layanan keuangan digital.
8.3 Mendorong Inovasi dan Kepercayaan Digital
Industri fintech harus terus berinovasi dengan menjaga kepercayaan publik sebagai fondasi utama bisnis.
9. Tips untuk Nasabah Menghadapi Insiden Dana Masuk Tak Terduga
9.1 Segera Hubungi Layanan Pelanggan
Jika menerima dana yang tidak diharapkan, nasabah dianjurkan menghubungi pihak layanan untuk memastikan status dana tersebut.
9.2 Simpan Bukti Komunikasi
Catat dan simpan semua bukti komunikasi dengan pihak fintech agar dapat digunakan jika diperlukan di kemudian hari.
9.3 Jangan Gunakan Dana Tersebut Sembarangan
Agar tidak menimbulkan masalah hukum atau kewajiban, sebaiknya dana tersebut tidak digunakan sebelum ada konfirmasi resmi.
9.4 Waspadai Penipuan Berkedok Dana Tak Terduga
Nasabah juga harus waspada terhadap penipuan yang memanfaatkan fenomena dana masuk tak terduga.
10. Kesimpulan
Fenomena dana masuk tanpa pengajuan yang dialami oleh nasabah Rupiah Cepat menjadi sebuah pembelajaran penting bagi semua pihak yang terlibat dalam ekosistem fintech Indonesia. Insiden ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi memudahkan transaksi keuangan, risiko kesalahan sistem tetap ada dan harus diantisipasi secara serius.
Rupiah Cepat telah memberikan klarifikasi dan menjamin tidak adanya kewajiban pengembalian dana tersebut, sekaligus berkomitmen memperbaiki sistem agar lebih aman dan transparan. Namun, kepercayaan publik merupakan aset berharga yang harus terus dijaga dengan tindakan nyata dan komunikasi yang terbuka.
Bagi nasabah, kejadian ini menjadi pengingat agar selalu berhati-hati dan responsif terhadap transaksi yang tidak biasa serta aktif mencari informasi resmi dari penyedia layanan.
Industri fintech di Indonesia diharapkan dapat mengambil hikmah dari kejadian ini untuk terus memperkuat inovasi dan keamanan, demi menciptakan ekosistem keuangan digital yang sehat, aman, dan terpercaya bagi seluruh masyarakat.
11. FAQ: Pertanyaan Umum seputar Dana Masuk Tanpa Pengajuan di Rupiah Cepat
11.1 Apakah dana yang masuk tanpa pengajuan itu merupakan pinjaman yang harus dikembalikan?
Tidak. Rupiah Cepat telah memastikan bahwa dana yang masuk karena kesalahan sistem tersebut tidak menimbulkan kewajiban pengembalian bagi nasabah yang tidak melakukan pengajuan pinjaman.
11.2 Bagaimana saya bisa memastikan bahwa dana tersebut benar berasal dari Rupiah Cepat?
Anda bisa memeriksa mutasi rekening secara detail, termasuk nomor pengirim dan keterangan transaksi. Selain itu, Rupiah Cepat biasanya memberikan notifikasi resmi melalui aplikasi atau email jika ada pencairan dana.
11.3 Apa yang harus saya lakukan jika menerima dana tanpa pengajuan?
Segera hubungi layanan pelanggan Rupiah Cepat untuk klarifikasi dan simpan bukti komunikasi. Jangan gunakan dana tersebut sebelum ada konfirmasi resmi.
11.4 Apakah kejadian seperti ini bisa terjadi lagi?
Pihak Rupiah Cepat sudah melakukan perbaikan sistem dan audit menyeluruh untuk mencegah kejadian serupa. Namun, nasabah tetap disarankan untuk waspada dan aktif memantau transaksi rekening mereka.
11.5 Apakah insiden ini berdampak pada keamanan data pribadi saya?
Menurut pernyataan resmi Rupiah Cepat, insiden ini merupakan kesalahan teknis pada sistem pencairan dana dan tidak terkait dengan kebocoran data pribadi. Namun, perusahaan terus memperkuat keamanan data demi melindungi privasi nasabah.
12. Ringkasan untuk Media Sosial
Judul: Rupiah Cepat Klarifikasi Dana Masuk Tanpa Pengajuan: Apa yang Perlu Kamu Tahu!
Isi:
Beberapa nasabah Rupiah Cepat menerima dana masuk di rekening tanpa melakukan pengajuan pinjaman. Rupiah Cepat memastikan ini adalah kesalahan teknis dan dana tersebut tidak perlu dikembalikan. Mereka sedang memperbaiki sistem agar kejadian serupa tidak terulang. Jika kamu mengalami hal ini, segera hubungi layanan pelanggan Rupiah Cepat dan jangan gunakan dana tersebut sebelum ada konfirmasi resmi. Tetap waspada dan jaga keamanan data pribadimu, ya!
13. Rekomendasi bagi Pengguna Fintech
- Selalu cek mutasi rekening secara rutin.
- Jangan mudah tergiur dengan dana tak terduga tanpa informasi resmi.
- Hubungi layanan pelanggan segera bila ada transaksi mencurigakan.
- Gunakan password dan fitur keamanan ganda di aplikasi fintech.
- Edukasi diri mengenai hak dan kewajiban saat menggunakan layanan keuangan digital.
14. Penutup
Kasus dana masuk tanpa pengajuan di Rupiah Cepat menjadi pengingat penting bahwa teknologi meski memudahkan harus tetap diawasi ketat agar tidak menimbulkan masalah baru. Komitmen Rupiah Cepat untuk transparansi dan perbaikan sistem adalah langkah positif yang harus diapresiasi.
Kejadian ini sekaligus menjadi panggilan bagi seluruh pelaku fintech dan konsumen untuk lebih berhati-hati dan bijak dalam menggunakan layanan keuangan digital, sehingga ekosistem ini dapat tumbuh sehat dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat Indonesia.
15. Studi Kasus Mendalam: Kisah Nasabah yang Menerima Dana Tanpa Pengajuan
15.1 Profil Nasabah: Ibu Rina, Ibu Rumah Tangga di Surabaya
Ibu Rina, seorang ibu rumah tangga, menerima notifikasi masuknya dana sebesar Rp500.000 dari Rupiah Cepat ke rekeningnya. Dia tidak pernah mengajukan pinjaman maupun menghubungi Rupiah Cepat sebelumnya.
“Awalnya saya bingung dan takut, takut ini jadi utang yang harus saya bayar dengan bunga. Saya langsung cek media sosial dan ternyata banyak yang mengalami hal sama,” cerita Ibu Rina.
Setelah menghubungi layanan pelanggan Rupiah Cepat, dia mendapat penjelasan bahwa dana tersebut adalah kesalahan teknis dan tidak perlu dikembalikan.
“Saya lega tapi tetap berharap agar mereka memperbaiki sistem supaya tidak ada orang lain yang bingung seperti saya,” tambahnya.
15.2 Pengalaman Nasabah Lain: Budi, Mahasiswa di Jakarta
Budi mengalami kejadian serupa dan mengaku sempat merasa curiga apakah ini modus penipuan.
“Saya langsung hubungi pihak Rupiah Cepat dan mereka cepat merespons. Mereka minta saya tidak menggunakan dana itu dulu,” ujar Budi.
Budi pun menggunakan kesempatan ini untuk lebih teliti memeriksa mutasi rekeningnya dan menambah pengamanan akun.
16. Tips Aman Menggunakan Layanan Fintech
16.1 Gunakan Fitur Keamanan Tambahan
Aktifkan fitur verifikasi dua langkah (two-factor authentication) di aplikasi fintech agar akun Anda lebih terlindungi dari akses tidak sah.
16.2 Pantau Mutasi Rekening Secara Rutin
Jangan lupa cek secara rutin transaksi yang masuk dan keluar di rekening bank maupun aplikasi fintech yang Anda gunakan.
16.3 Hati-hati dengan Dana Masuk yang Tidak Dikenal
Jika ada dana masuk yang tidak Anda kenal atau tidak Anda ajukan, segera laporkan ke pihak fintech dan jangan gunakan dana tersebut.
16.4 Simpan Bukti Komunikasi dan Transaksi
Catat setiap komunikasi dengan layanan pelanggan dan simpan bukti transaksi untuk referensi jika terjadi perselisihan.
16.5 Edukasi Diri Mengenai Hak dan Kewajiban Pengguna Fintech
Pahami aturan dan kebijakan perusahaan fintech yang Anda gunakan agar tidak salah paham dalam menggunakan layanan mereka.
17. Prediksi Tren Fintech Indonesia Pasca Insiden Dana Masuk Tanpa Pengajuan
17.1 Peningkatan Standar Keamanan Sistem
Dampak dari insiden ini akan mendorong perusahaan fintech memperketat standar keamanan dan kualitas sistem IT mereka.
17.2 Regulasi yang Lebih Ketat dari Pemerintah
Regulator kemungkinan akan menerapkan aturan lebih tegas terkait audit sistem dan perlindungan konsumen di industri fintech.
17.3 Meningkatkan Kepercayaan Konsumen Melalui Transparansi
Perusahaan fintech akan semakin fokus membangun transparansi dan komunikasi efektif agar kepercayaan konsumen tetap terjaga.
17.4 Inovasi Teknologi untuk Pencegahan Kesalahan
Investasi dalam teknologi AI dan machine learning diperkirakan meningkat guna mendeteksi dan mencegah kesalahan transaksi secara otomatis.
18. Kesimpulan Akhir
Insiden dana masuk tanpa pengajuan yang terjadi di Rupiah Cepat bukan hanya sekadar masalah teknis, tapi menjadi momentum penting untuk pembelajaran dan evaluasi bersama dalam industri fintech di Indonesia.
Dengan komitmen perbaikan, edukasi konsumen yang berkelanjutan, serta pengawasan yang ketat, diharapkan ekosistem fintech Indonesia dapat tumbuh sehat, aman, dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
19. Peran Edukasi Konsumen dalam Mencegah Risiko Layanan Fintech
19.1 Pentingnya Pemahaman Produk dan Risiko
Salah satu kunci utama agar nasabah dapat menggunakan layanan fintech dengan aman adalah edukasi yang cukup terkait produk, proses, dan potensi risiko. Nasabah yang memahami dengan baik produk fintech biasanya lebih waspada dan tidak mudah terjebak masalah, termasuk dalam situasi dana masuk tanpa pengajuan seperti yang terjadi pada Rupiah Cepat.
19.2 Program Edukasi dari Fintech
Rupiah Cepat dan perusahaan fintech lain bisa mengadakan program edukasi berupa webinar, artikel informatif, dan video tutorial yang menjelaskan hak dan kewajiban nasabah, bagaimana mengenali transaksi yang sah, serta langkah apa yang harus dilakukan jika menemukan transaksi mencurigakan.
19.3 Edukasi dari Regulator dan Pemerintah
Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia juga punya peran penting dalam menyediakan materi edukasi keuangan digital yang mudah diakses masyarakat luas. Kolaborasi antara fintech dan regulator sangat diperlukan untuk menjangkau lebih banyak pengguna.
20. Membangun Trust dan Loyalitas Nasabah Pasca Insiden
20.1 Transparansi Komunikasi
Setelah insiden, transparansi adalah hal utama untuk membangun kembali kepercayaan. Rupiah Cepat harus rutin memberikan update dan laporan terkait perbaikan sistem, serta respons terhadap keluhan nasabah.
20.2 Penguatan Layanan Pelanggan
Meningkatkan kualitas layanan pelanggan, seperti menambah kanal komunikasi, mempercepat respon, dan menyediakan layanan konsultasi secara langsung, akan membantu nasabah merasa didengar dan dihargai.
20.3 Memberikan Kompensasi atau Penghargaan
Dalam beberapa kasus, perusahaan fintech memberikan kompensasi atau bonus sebagai bentuk permintaan maaf dan apresiasi kepada nasabah yang terdampak. Ini bisa memperbaiki citra dan menjaga loyalitas.
20.4 Inovasi dan Fitur Baru untuk Keamanan
Menerapkan teknologi terbaru seperti biometrik, enkripsi end-to-end, dan AI untuk deteksi penipuan akan menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keamanan.
21. Langkah Strategis untuk Menghindari Kejadian Serupa
21.1 Audit Sistem Berkala
Rupiah Cepat dan fintech lainnya harus melakukan audit dan pengujian sistem secara berkala, baik internal maupun melibatkan pihak ketiga independen, untuk memastikan tidak ada celah teknis yang bisa menyebabkan kesalahan.
21.2 Penerapan Sistem Validasi Ganda
Setiap proses pencairan dana harus melalui beberapa tahap validasi, misalnya konfirmasi manual oleh petugas dan verifikasi digital otomatis agar kesalahan dapat dicegah.
21.3 Pelatihan dan Pengawasan SDM
Sumber daya manusia yang menangani teknologi dan layanan pelanggan harus mendapat pelatihan rutin tentang protokol keamanan dan penanganan insiden agar siap bertindak cepat dan tepat.
21.4 Membangun Budaya Keamanan dan Etika
Budaya perusahaan yang menempatkan keamanan dan kepuasan nasabah sebagai prioritas akan meminimalkan risiko kesalahan fatal.
22. Studi Perbandingan: Fintech Global yang Pernah Mengalami Insiden Dana Masuk Tanpa Pengajuan
22.1 Kasus Fintech A di Amerika Serikat
Pada tahun 2023, salah satu fintech populer di AS mengalami insiden serupa di mana dana masuk ke rekening sejumlah pengguna tanpa permintaan pinjaman. Penyebab utama adalah bug pada sistem otomatisasi transaksi yang salah mengenali data nasabah aktif.
Langkah Penanganan:
- Segera menarik dana yang salah kirim dengan notifikasi kepada pengguna.
- Memberikan kompensasi kecil sebagai permintaan maaf.
- Meningkatkan sistem verifikasi dan audit berkala.
- Transparansi penuh lewat update rutin di website dan media sosial.
Hasil:
Kepercayaan pengguna kembali pulih dalam waktu 3 bulan berkat respons cepat dan komunikasi terbuka.
22.2 Kasus Fintech B di Eropa
Di Eropa, sebuah startup fintech mengalami masalah teknis yang menyebabkan dana masuk otomatis ke beberapa rekening. Namun, mereka memilih pendekatan berbeda dengan mengedukasi nasabah tentang proses yang terjadi dan meminta kerja sama pengembalian dana secara sukarela.
Langkah Penanganan:
- Edukasi menyeluruh via webinar dan email.
- Menyediakan layanan khusus pengaduan dan klarifikasi.
- Melakukan audit eksternal untuk memastikan tidak ada kerugian pihak manapun.
- Menjalin kemitraan dengan regulator untuk meningkatkan regulasi keamanan.
Hasil:
Model edukasi dan kolaborasi dengan konsumen berhasil meminimalisasi konflik dan memperkuat kepercayaan.
22.3 Pelajaran untuk Rupiah Cepat dan Fintech Indonesia
- Respons cepat dan transparan adalah kunci utama dalam mengatasi krisis kepercayaan.
- Memberikan kompensasi atau insentif dapat membantu memperbaiki citra perusahaan.
- Edukasi konsumen dan kolaborasi dengan regulator meningkatkan perlindungan dan pemahaman pengguna.
- Audit dan peningkatan teknologi harus menjadi prioritas untuk mencegah kesalahan berulang.
23. Rekomendasi Strategis Berbasis Studi Global
- Terapkan protokol manajemen krisis yang jelas dan siap dijalankan.
- Bangun platform komunikasi multi-kanal untuk interaksi efektif dengan nasabah.
- Gunakan data analytics dan AI untuk deteksi dini anomali transaksi.
- Perkuat kerja sama dengan otoritas pengawas dan lembaga keamanan siber.
baca juga : Diskon Tarif Listrik 50 Persen untuk 79,3 Juta Pelanggan, Mulai 5 Juni-31 Juli 2025