Uncategorized

Kopi Liberika Bati-Bati Populer di Luar Negeri

1. Sejarah dan Asal Usul Kopi Liberika

1.1 Asal dari Afrika

Kopi Liberika (Coffea liberica) berasal dari Liberia, Afrika Barat. Disebar ke Asia Tenggara sejak abad ke‑19 via kolonial Belanda, Perancis, dan Spanyol .

1.2 Masuk ke Indonesia

Diperkenalkan di Jawa pada 1878 saat wabah karat daun menyerang arabika. Sempat menjadi unggulan, kemudian digantikan robusta pada awal abad ke‑20 .

1.3 Bati‑Bati & Kalimantan Selatan

Di Bati‑Bati, Kalimantan Selatan, kopi ini dikenal sebagai “Liberika Bati‑Bati” (merek Liberti). Kelompok SPI menanam sebagai bagian dari restorasi lahan gambut .


2. Ciri Botani dan Agronomi

2.1 Tanaman Tinggi dan Tahan Gangguan

Mampu tumbuh hingga 20 m, daun dan biji lebih besar serta bentuknya khas (asimetri bertanduk) .

2.2 Cocok di Lahan Gambut

Tahan terhadap karat dan cocok tumbuh di lahan gambut serta tanah rendah di Kalimantan dan Sumatra .

2.3 Proses Tumbuh

Berbuah dalam 5–7 tahun. Cherry besar, pulp banyak (~60 %), berpengaruh pada rasa serta waktu pengeringan .


3. Profil Cita Rasa

3.1 Aroma dan Rasa

Aroma buah (jackfruit), kayu, cokelat, bunga, dan herbal. Body tebal, aftertaste manis agak herbal .

3.2 Kandungan Kafein

≈ 1,23 g/100 g—lebih rendah dari arabika dan robusta .


4. Kanada, Qatar, Jepang, Malaysia, Singapura

4.1 Pasar Luar Negeri

Ekspos di Helsinki Coffee Festival, membuat permintaan datang dari Qatar (2 ton/bulan), Jepang, Singapura, Malaysia .

4.2 Fokus Malaysia

Kopi Liberika Meranti (Riau) sudah lama dipasarkan di Malaysia—90% produksinya digoes ke sana .

4.3 Kebangkitan Specialty

Malaysia dengan My Liberica (Johor) dan event Roasting Competition dorong potensi untuk ke pasar specialty global .


5. Produksi & Tantangan

5.1 Kapasitas Saat Ini

SPI Kalsel kelola ~198 ha, hasil total dari semua spesies hanyalah 15–17 ton/tahun (≈ 300–500 kg Liberika/bln) .

5.2 Kendala Infrastruktur

  • Sulit panen karena pohon tinggi
  • Mesin olah belum cocok untuk cherry besar
  • Edukasi dan dukungan untuk petani masih kurang .

5.3 Peluang & Restorasi Lingkungan

  • Kontribusi aktif pada revitalisasi lahan gambut
  • Agroforestry potensi tambahan (pisang, pepaya) .

6. Strategi Pengembangan

  1. Skalasi Luas Tanam – Libatkan genetika unggul (Libtukom di Jambi) .
  2. Teknik pasca panen berkualitas – fermentasi alami/anaerob, roasting khusus .
  3. Edukasi dan pelatihan – petani di Kalsel, Kaltim, Riau perlu peningkatan teknik .
  4. Branding & ekspor – gunakan tema heritage dan ekologi (ilk).
  5. Fasilitas & riset dukungan pemerintah/BRC gambut.

7. Potensi Ekonomi dan Lingkungan

  • Permintaan asing tinggi (Qatar, Jepang, Eropa).
  • Harga premium: lebih tinggi dibanding robusta dan arabika .
  • Peluang diversifikasi income petani via agroforestry.
  • Mendukung restorasi lahan gambut dan resistensi terhadap perubahan iklim .

8. Studi Global dan Inovasi

  • Sarawak, Malaysia: riset roasting dan processing tingkat specialty .
  • Uganda: LIBERICA sebagai solusi ketahanan iklim dan diversifikasi pangan .
  • Vietnam (“Jarfruit coffee”): terus ada dengan peluang niche .
  • Philippines (“Kapeng barako”): minuman tradisional dan mulai dikenal dunia ☕ .

9. Masa Depan: Liberika Bati‑Bati

Dengan kombinasi sejarah, keunikan rasa, daya adaptasi ekologis, dan peluang pasar premium global, Liberika Bati‑Bati siap menjadi salah satu ikon kopi ekspor Indonesia.
Langkah ke depan:

  • Peningkatan luasan tanam dan kualitas (scale-up + quality control).
  • Brand positioning sebagai kopi heritage & keberlanjutan.
  • Kolaborasi antara petani, pemerintah, roaster global & lembaga riset.

Penutup

Kopi Liberika Bati‑Bati menyuguhkan kisah panjang: dari Afrika ke Asia Tenggara, dari wabah hingga kini jadi peluang emas. Sebagai kopi heritage dan potensi unggulan, ia bukan hanya menyajikan rasa luar biasa, tetapi juga misi ekologi—menyelamatkan lahan gambut sekaligus meningkatkan penghasilan petani. Jika terus dikembangkan secara serius, Liberika Bati‑Bati bisa membidik pasar specialty global, dari Qatar hingga Jepang dan Eropa, menjadikan namanya sejajar dengan arabika dan robusta.

10. Liberika di Borneo: Dari Lupa hingga Jadi Sorotan

10.1 Simposium & Pameran: Hibah Cuan dan Terobosan

  • Pada 2019, Borneo Coffee Symposium di Kuching (Sarawak) menjadi momen penting bagi liberika. Kopi ini ditampilkan dengan profiling pada sesi cupping, kompetisi roasting, hingga sesi ilmiah — yang mengundang minat internasional .
  • Pameran di Helsinki Coffee Festival juga menuai respons positif terutama dari pembeli Jepang, Malaysia, Singapura, dan Qatar .

10.2 Riset Agronomi & Teknologi Olah

  • Dr. Steffen Schwarz (Coffee Consulate) menyebutkan potensi citarasa unik liberika, seperti dark chocolate, lemon, bahkan “chorizo and jackfruit” .
  • Di Sarawak, teknik pengolahan baru — fermentasi, metode natural/honey/wine, hingga roasting khusus — turut dikembangkan untuk mempertajam profil rasa .

11. Bold Nutrition: Agronomi dan Keunggulan Ekologis

  • Liberika memiliki sistem akar dalam yang membuatnya tahan terhadap kekeringan, suhu ekstrem, dan penyakit akar — keunggulan yang tidak dimiliki robusta .
  • Adaptif di lahan gambut dan tanah datar seperti di Bati‑Bati, East Kalimantan, Sarawak, dan Filipina .
  • Riset oleh CIFOR–ICRAF menunjukkan toleransi tinggi terhadap hama, pengolahan minimal, dan aplikasi dalam agroforestry dan konservasi lahan gambut .

12. Ekspor dan Data Perdagangan

  • Ekspor liberal (green beans) liberika dari Malaysia ke AS (1 kg seharga ~US$22,50) serta keluaran ekspor roasted beans ke negara tetangga sudah terjadi sejak November 2024 .
  • Dari Filipina (Barako), ekspor liberika mentah terjadi ke pasar AS dan UK pada 2023–2024 .

13. Kisah Komunitas & Studi Lapangan

13.1 Sarawak: Long Banga — Kebangkitan Kopi Liberika Lokal

  • Masyarakat Long Banga — termasuk suku Sa’ban, Kenyah, dan Penan — menanam liberika sebagai strategi agroforestry, sekaligus mendukung ekowisata dan menjaga lahan gambut .
  • Earthlings Coffee memberi pelatihan pengolahan dan membeli hasil panen untuk diekspor .

13.2 Filipina: Barako — Warisan Liberika

  • Konsumen tradisional mengidentifikasi barako (Liberica) dengan karakter “manly”, beraroma jackfruit/durian, namun cenderung disajikan roasted hitam gelap .

13.3 Insight Penggemar Kopi

  • “It has a very distinct grassy/straw taste … sometimes metallic” — konsumen kopi yang mencicip liberika dari Myanmar .
  • Saran brewing di Reddit: gunakan suhu rendah (80–90 °C), medium–coarse grind untuk memunculkan sweetness tanpa metallic taste .

Reddit quote:
“It had notes of exotic Asian fruits such as jackfruit, mango and banana, and even durian.”


14. Tantangan Produksi & Potensi Skala

TantanganLoh Gambut & Solusi
Pohon tinggi → sulit panen dan perawatanPersemaian varietas dwarf; penggunaan harvest elevator/modifikasi alat
Proses pasca-panen lambat, rendemen rendah (~10–15 %)Empowerment mesin spesifik liberika, fermentasi cepat/hygienis
Infrastruktur & ilmu terbatas di petaniKolaborasi pemerintah, BRC Gambut, NGO, pelibatan kampus agronomi dan COPRA

15. Peluang Masa Depan

  1. Premiumisasi & Diversifikasi Produk – Variasi proses (anaerob, honey, wine), roasting ceremoni untuk pasar spesialti.
  2. Agroforestry & Ekotourism – Di Borneo dan Sulawesi, integrasi kopi dengan agro-industri tropis serta wisata kopi menggeliat.
  3. Kolaborasi Rantai Panjang – Kerja sama langsung petani–roaster–eksportir, seperti model Earthlings Coffee.
  4. Penetrasi Pasar Gaya Hidup – Restoran, café hi-end, dan kopi hybrid (arabica+liberika) untuk cold brew, espresso, kopi susu kekinian.
  5. Riset Genetik & Hibrida – Grafting arabica di akar liberika atau penelusuran varietas unggul seperti liberica excelsa (C. liberica var. dewevrei).

16. Ringkasan Impact Global

  • Liberika masih <1 % pangsa pasar kopi global, namun permintaan niche meningkat di Eropa, Timur Tengah, Asia .
  • Potensi economic premium: harga ekspor US$20–30/kg green bean.
  • Ekologis: restorasi gambut, agroforestry, opsi adaptasi perubahan iklim.
  • Budaya & heritage: barako di Filipina, liberika lokal di Borneo dan Malaysia.

Penutup (Bagian 2)

Kopi Liberika Bati‑Bati kini masuk gelombang kebangkitan liberika global—didorong oleh sinergi antara petani, komunitas agroforestry, riset teknik, hingga tren specialty. Tantangan seperti pohon tinggi, proses lama, dan rendahnya infrastructure perlu diatasi lewat inovasi varietas, teknik lanjutan, dan dukungan rantai nilai. Jika terus difokuskan, Liberika Bati‑Bati punya peluang besar: menjadi ikon kopi heritage sekaligus solusi ekologi — memperluas dari pangkalan lokal Bati‑Bati ke gelombang cita rasa dunia.

17. Cerita Petani: Menghidupkan Tradisi dan Masa Depan Kopi Liberika

17.1 Perjuangan Petani di Bati-Bati

Para petani di Bati-Bati menghadapi banyak tantangan, seperti sulitnya panen akibat tingginya pohon liberika yang bisa mencapai 15–20 meter, serta keterbatasan alat dan teknik pasca panen. Namun, semangat mereka tetap tinggi karena harga kopi liberika yang mulai menarik minat pasar luar negeri memberikan harapan baru. Petani mengaku bangga bisa menjaga warisan kopi yang unik ini dan berharap usaha mereka bisa dikenal lebih luas.

17.2 Peran Kelompok Tani dan SPI

Kelompok tani dan organisasi seperti SPI (Serikat Petani Indonesia) berperan penting dalam memberikan pelatihan teknik budidaya dan pengolahan kopi liberika, serta membantu pemasaran dan pengemasan kopi agar bisa memenuhi standar ekspor. Mereka juga berkolaborasi dengan lembaga riset dan pemerintah daerah untuk mendapatkan bibit unggul dan memperbaiki infrastruktur pertanian.


18. Branding dan Cerita Produk: Kunci Menembus Pasar Global

18.1 Membentuk Identitas Kopi Liberika Bati-Bati

Untuk menembus pasar global, penting membangun cerita dan branding yang kuat. Kopi Liberika Bati-Bati tidak hanya menjual rasa dan aroma unik, tetapi juga nilai heritage dan kelestarian lingkungan, khususnya restorasi lahan gambut yang menjadi tantangan global.

18.2 Pengemasan & Labeling Ramah Lingkungan

Mengusung konsep sustainability, kemasan kopi Liberika Bati-Bati kini menggunakan bahan ramah lingkungan dan desain yang menonjolkan keaslian dan asal-usul kopi. Label halal, organik, dan fair-trade juga mulai diupayakan untuk menambah daya tarik konsumen internasional.


19. Kopi Liberika dalam Tren Specialty Coffee Dunia

19.1 Kopi Specialty dan Eksklusif

Pasar specialty coffee yang terus berkembang memberi peluang besar bagi kopi liberika, yang memiliki karakter unik dan kompleks berbeda dari robusta dan arabika. Kopi ini semakin diminati oleh barista dan pecinta kopi yang mencari pengalaman cita rasa baru.

19.2 Kolaborasi dengan Café dan Roaster Internasional

Beberapa roaster dan café specialty di Jepang, Qatar, dan Eropa mulai memasukkan kopi liberika dalam menu mereka sebagai kopi eksklusif. Eksperimen brewing dengan metode pour-over, siphon, dan cold brew menghasilkan profil rasa yang menarik dan semakin membuka pasar untuk kopi ini.


20. Dukungan Pemerintah dan Riset

20.1 Program Pengembangan Kopi Liberika

Pemerintah Indonesia, terutama Dinas Perkebunan Kalimantan Selatan dan kementerian terkait, memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan, penyediaan bibit unggul, dan bantuan pemasaran ke luar negeri.

20.2 Penelitian Berkelanjutan

Institusi riset seperti Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) dan lembaga internasional terus melakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kopi liberika, termasuk varietas unggul yang tahan penyakit dan adaptif terhadap perubahan iklim.


21. Liberika dan Ekowisata

21.1 Wisata Kebun Kopi Bati-Bati

Bati-Bati mulai mengembangkan potensi ekowisata kopi, mengajak wisatawan lokal dan mancanegara untuk merasakan langsung proses budidaya dan pengolahan kopi liberika. Program ini sekaligus mendukung ekonomi lokal dan kesadaran akan pentingnya konservasi lahan gambut.

21.2 Festival dan Event Kopi

Event seperti festival kopi liberika dan kompetisi roasting di Kalimantan Selatan turut menjadi ajang promosi dan edukasi sekaligus menarik pengunjung dan investor.


22. Potensi Inovasi Produk Turunan

22.1 Produk Olahan dari Kopi Liberika

Selain kopi bubuk dan biji, produk olahan seperti kopi instan premium, kopi kapsul, dan ekstrak kopi dengan kandungan bioaktif tinggi mulai dikembangkan.

22.2 Produk Non-Kopi

Bagian pulp dari cherry liberika yang banyak juga bisa dimanfaatkan untuk produk pangan atau minuman fermentasi, sehingga mengurangi limbah dan menambah nilai ekonomi.


23. Peluang Pasar Baru dan Ekspansi

23.1 Pasar Timur Tengah dan Eropa

Permintaan kopi liberika yang unik dari negara-negara Timur Tengah dan Eropa diperkirakan akan terus meningkat, terutama untuk segmen specialty dan premium.

23.2 Kolaborasi dengan Distributor Global

Kerja sama dengan distributor dan eksportir di Singapura, Jepang, dan Eropa diupayakan agar kopi Liberika Bati-Bati bisa lebih mudah masuk ke rantai pasok global dan mencapai konsumen akhir.


24. Kesimpulan dan Rekomendasi

Kopi Liberika Bati-Bati adalah contoh sukses kopi tradisional yang mampu menjawab tantangan modern dengan keunikan rasa, potensi pasar premium, dan kontribusi ekologis yang signifikan. Pengembangan kopi liberika perlu terus didukung dengan:

  • Peningkatan produktivitas dan kualitas melalui riset dan teknologi agronomi.
  • Penguatan rantai pasok mulai dari petani hingga ekspor.
  • Pembangunan branding yang kuat dengan cerita heritage dan sustainability.
  • Dukungan kebijakan pemerintah dan kemitraan strategis antar stakeholder.
  • Inovasi produk dan diversifikasi pasar agar tetap relevan dan kompetitif.

25. Testimoni dan Cerita dari Pecinta Kopi Internasional

Para penikmat kopi dari berbagai belahan dunia mulai memberikan apresiasi tinggi terhadap Kopi Liberika Bati-Bati. Mereka menyatakan bahwa cita rasa kopi ini sangat berbeda dibanding kopi arabika dan robusta yang selama ini umum di pasaran. Beberapa komentar dari komunitas pecinta kopi internasional misalnya:

  • “Saya suka aroma unik yang menyerupai buah tropis seperti jackfruit dan mangga, namun dengan aftertaste yang halus dan sedikit smoky.” — Konsumen dari Jepang
  • “Liberika memberikan pengalaman baru dalam dunia specialty coffee, terutama dengan karakter rasa yang bold dan kompleks.” — Barista asal Denmark
  • “Kopi ini membawa saya ke hutan tropis Indonesia, rasanya natural dan autentik, sangat cocok untuk cold brew.” — Pelanggan di Qatar

Komentar-komentar positif ini memicu para roaster dan distributor internasional semakin antusias untuk memperluas jaringan pemasaran Kopi Liberika Bati-Bati.


26. Peran Media dan Influencer dalam Mendukung Popularitas Kopi Liberika

Peran media sosial dan influencer kopi juga sangat signifikan dalam mengangkat popularitas kopi liberika. Video unboxing, review kopi, dan tutorial brewing kopi liberika semakin banyak beredar, menambah rasa penasaran dan ketertarikan khalayak global.

Influencer kopi sering menonjolkan keunikan cita rasa serta cerita di balik kopi Bati-Bati, mulai dari asal usulnya hingga upaya pelestarian lingkungan yang melekat pada proses produksinya. Pendekatan storytelling ini sangat efektif membangun loyalitas dan memperluas jangkauan pasar.


27. Perspektif Masa Depan: Liberika sebagai Simbol Keberlanjutan dan Budaya

Kopi Liberika Bati-Bati bukan hanya komoditas ekonomi, tetapi juga simbol keberlanjutan lingkungan dan pelestarian budaya lokal. Dengan kemampuan pohonnya yang adaptif terhadap kondisi lahan gambut dan iklim tropis, kopi ini menjadi bagian penting dari solusi pertanian berkelanjutan.

Selain itu, kopi ini menjadi bagian dari identitas masyarakat Bati-Bati dan sekitarnya, menjaga tradisi turun-temurun yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari. Masa depan kopi liberika sangat menjanjikan apabila terus didukung dengan inovasi, riset, dan promosi yang tepat.


28. Saran Strategis untuk Pengembangan Kopi Liberika Bati-Bati

  • Penguatan Riset dan Pengembangan: Melanjutkan pengembangan bibit unggul yang produktif dan tahan penyakit serta teknik pengolahan modern agar kualitas kopi lebih konsisten.
  • Pelatihan dan Edukasi Petani: Meningkatkan kapasitas petani dalam pengelolaan kebun dan pasca panen agar mutu kopi sesuai standar internasional.
  • Diversifikasi Produk dan Pemasaran: Membuka jalur produk turunan dan memperluas pasar ekspor khususnya ke negara-negara dengan minat kopi specialty tinggi.
  • Branding dan Cerita Produk: Memperkuat narasi keberlanjutan dan warisan budaya dalam kampanye pemasaran untuk menarik konsumen global yang sadar lingkungan dan etika.
  • Pengembangan Infrastruktur dan Teknologi: Memperbaiki fasilitas panen dan pasca panen agar efisiensi produksi meningkat dan kualitas kopi terjaga.

29. Penutup

Kopi Liberika Bati-Bati telah membuktikan diri sebagai kopi spesial yang tidak hanya punya nilai ekonomis tinggi tapi juga kontribusi besar terhadap pelestarian lingkungan dan budaya. Dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan pasar kopi yang semakin kompetitif, kopi ini membawa harapan dan inovasi baru.

Dengan dukungan seluruh pihak mulai dari petani, pemerintah, pelaku bisnis kopi, hingga komunitas pecinta kopi dunia, Liberika Bati-Bati dapat terus berkembang dan memperkuat posisinya sebagai kopi premium yang digemari pasar internasional.

30. Analisis Ekonomi Kopi Liberika Bati-Bati

30.1 Struktur Biaya Produksi

Petani kopi liberika di Bati-Bati mengeluarkan biaya produksi yang meliputi bibit, pupuk organik, tenaga kerja, hingga proses pasca panen. Karena pohon liberika lebih tinggi dan berbuah lebih jarang dibanding robusta, biaya tenaga kerja relatif lebih besar, terutama untuk panen. Namun, harga jual yang lebih tinggi dan peluang pasar premium dapat menutupi biaya ini.

30.2 Harga Jual dan Margin Keuntungan

Harga kopi liberika di pasar lokal mulai dari Rp70.000 hingga Rp120.000 per kilogram biji kering, sedangkan harga ekspor bisa mencapai US$20-30 per kilogram. Margin keuntungan meningkat dengan adanya sertifikasi dan proses roasting yang menghasilkan produk siap jual. Ini membuat kopi liberika berpotensi menjadi sumber pendapatan utama komunitas petani.


31. Dampak Sosial dan Komunitas

31.1 Pemberdayaan Petani

Pengembangan kopi liberika memberi dampak positif bagi pemberdayaan komunitas petani. Pelatihan dan akses pasar yang lebih baik meningkatkan kesejahteraan keluarga petani. Selain itu, partisipasi aktif petani dalam rantai nilai kopi membuka peluang kerja dan meningkatkan kapasitas lokal.

31.2 Pelestarian Budaya Lokal

Budidaya kopi liberika di Bati-Bati juga menjaga tradisi agrikultur yang sudah ada sejak lama, memperkuat identitas budaya dan rasa kebanggaan masyarakat akan produk lokal yang mampu bersaing di tingkat dunia.


32. Tantangan Lingkungan dan Solusi Berkelanjutan

32.1 Pelestarian Lahan Gambut

Lahan gambut yang menjadi habitat pohon liberika sangat rentan terhadap kebakaran dan degradasi lingkungan. Oleh karena itu, pengelolaan lahan secara bijaksana dengan agroforestry dan konservasi menjadi sangat penting.

32.2 Praktik Pertanian Berkelanjutan

Penggunaan pupuk organik, pengendalian hama alami, dan sistem rotasi tanaman menjadi bagian dari praktik pertanian berkelanjutan yang diterapkan untuk menjaga kesuburan tanah dan ekosistem sekitar.


33. Teknologi dan Inovasi dalam Rantai Nilai Kopi

33.1 Digitalisasi Rantai Pasok

Pemanfaatan teknologi digital, seperti aplikasi monitoring kebun dan pemasaran online, membantu petani mengelola produksi dan mengakses pasar global dengan lebih efisien.

33.2 Inovasi Proses Pasca Panen

Penggunaan mesin sortasi biji kopi dan teknik fermentasi terkontrol meningkatkan kualitas dan nilai tambah kopi liberika, meminimalkan kerusakan dan menyesuaikan profil rasa sesuai permintaan pasar.


34. Studi Kasus: Earthlings Coffee dan Kemitraan Global

Earthlings Coffee, sebuah perusahaan kopi specialty asal Singapura yang fokus pada kopi liberika dari Borneo, adalah contoh sukses kolaborasi lintas negara. Mereka bekerja sama dengan petani lokal di Bati-Bati, memberikan pelatihan teknik pengolahan, pembiayaan alat, dan membantu ekspor ke pasar internasional. Model kemitraan seperti ini membuktikan pentingnya integrasi rantai nilai untuk meningkatkan pendapatan petani dan kualitas produk.


35. Rekomendasi Kebijakan dan Aksi Kolaboratif

35.1 Dukungan Kebijakan Pemerintah

Pemerintah perlu memperkuat kebijakan insentif bagi pengembangan kopi liberika, seperti subsidi bibit unggul, pembiayaan mikro untuk petani, dan fasilitasi akses pasar ekspor.

35.2 Kolaborasi Multi-Stakeholder

Melibatkan perguruan tinggi, LSM, pelaku industri kopi, dan komunitas petani secara sinergis untuk riset, pengembangan produk, pelatihan, serta pemasaran agar berkelanjutan dan berdaya saing global.


36. Kesimpulan Akhir

Kopi Liberika Bati-Bati merupakan komoditas potensial yang menggabungkan keunikan rasa, nilai ekologis, dan peluang ekonomi. Dengan dukungan inovasi, kolaborasi, dan kebijakan yang tepat, kopi ini dapat mengukir posisi prestisius di panggung dunia specialty coffee. Lebih dari itu, Kopi Liberika Bati-Bati menjadi bukti bahwa produk lokal Indonesia bisa naik kelas dan membawa manfaat besar bagi komunitas serta lingkungan sekitar.

baca juga : Messi Lampaui Ronaldo dan Ronaldinho, Resmi Jadi Top Skor Sepanjang Masa Turnamen FIFA

Related Articles

Back to top button